Apa Perbedaan Trafo CT dan Non CT?
Apakah Anda bingung memilih antara transformator CT dan Non-CT? Artikel ini akan membahas perbedaan keduanya serta memberikan panduan dalam memilih transformator yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan tips SEO-friendly untuk membuat artikel ini lebih menarik dan informatif. Mari kita mulai!
Secara fisik, transformator CT dan Non-CT dapat dibedakan dengan mudah. Namun, yang membedakan keduanya adalah fungsi dan tegangan yang dihasilkan.
Dalam konteks penggunaan, Anda perlu menyesuaikan pilihan transformator dengan sistem yang akan disuplai. Apakah sistemnya simetris atau dengan satu output saja?
Ada dua istilah yang digunakan untuk jenis transformator ini, yaitu "single power" dan "dual power." Istilah ini merujuk pada sistem suplai setelah menjadi DC volt.
1. Transformator Single Power (Non-CT)
Transformator single power biasanya digunakan untuk kebutuhan power supply tunggal, seperti adaptor dan perangkat portabel lainnya. Namun, transformator ini memiliki kelemahan ketika digunakan untuk sistem dual power atau simetris, karena rentan terhadap penurunan tegangan. Misalnya, jika Anda menggunakan transformator single power pada power amplifier OCL 150 watt, tegangan akan cenderung turun dengan mudah. Karena itu, tidak mengherankan jika transformator single power lebih murah harganya.
Jadi, jika Anda ingin merakit satu perangkat elektronik dengan satu output, transformator single power ini merupakan pilihan yang tepat. Sebagai contoh, amplifier yang menggunakan IC TDA dengan sistem single power 12 volt-0 atau merakit perangkat dengan kebutuhan tegangan 12 volt, 15 volt, 5 volt, dan 8 volt. Jika dibandingkan dengan transformator CT, transformator non-CT ini memiliki lilitan kawat sekunder yang lebih besar.
Anda juga mungkin tertarik dengan artikel ini: "Cara Membuat CT pada Transformator Non-CT."
2. Transformator Dual Power (CT)
Transformator dual power, yang juga dikenal sebagai center tap (CT), biasanya digunakan sebagai pengganti transformator single power. Sebagian besar perangkat elektronik menggunakan sistem dual power untuk mengelola sumber tegangan. Kelebihan yang ditawarkan oleh transformator dual power adalah stabilitasnya yang lebih tinggi ketika digunakan dengan beban arus tinggi. Hal ini dapat dilihat saat digunakan pada power supply amplifier dengan beban yang tidak pasti, di mana penurunan tegangan pada transformator dual power lebih sedikit dibandingkan dengan transformator single power. Namun, hal ini tergantung pada sistem yang digunakan dalam rangkaian.
Jika dibandingkan dengan transformator ukuran yang sama, transformator CT menggunakan kawat email yang lebih kecil.
Contoh perangkat yang sering menggunakan power simetris (+V, CT, -V) adalah perangkat audio seperti speaker aktif, mixer audio, dan sebagainya.
Intinya, perbedaan antara transformator CT dan non-CT terletak pada fungsinya dan penggunaan dalam power supply sesuai dengan kebutuhan perangkat.
Jadi, saat membeli transformator, penting untuk memilih transformator yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika memungkinkan, pilihlah transformator CT karena memiliki banyak fungsi dan dapat digunakan dalam sistem power supply single power.
Selain jenis transformator, Anda juga perlu mempertimbangkan daya yang akan disuplai. Meskipun transformator dual power lebih unggul dalam hal arus, jika tidak seimbang, transformator tersebut tidak akan berfungsi secara efektif.
*Harap dicatat bahwa istilah "single power" dan "dual power" untuk transformator ini hanya istilah yang digunakan dalam sistem power supply dan bukan bahasa baku yang ditetapkan oleh standar materi elektronika dasar.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dalam memahami perbedaan antara transformator CT dan Non-CT. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya!